Browse » Home
» » Cerita Sukses Adam Khoo, Si Pemalas, Bodoh Yang Hobinya Main Game, Sekarang
Jadi Milyarder.
Cerita ini
benar-benar menginspirasi saya, di saat-saat saya sedang dalam masa kejatuhan
seperti ini dan mencoba bangkit, orang ini benar-benar menginspirasi saya.
Dialah Adam Khoo.. Namanya saja hampir mirip dengan
saya Koko.. he he he.., Kisah ini benar-benar menyadarkan saya bahwa nothing
is imposibel, there's always a hope.. Keyakinan mampu memindahkan gunung..
Seperti kisah-kisah sukses lainnya
jika tiada kesusahan, maka tak akan ada kemudahan. Langsung saja silahkan di
baca monggo.. Go go go..:D
Ada satu cerita tentang orang Singapura yang bernama Adam
Khoo. Pada umur 26 tahun dia mempunyai empat bisnis yang beromzet US$ 20juta.
Ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai orang yang malas, bodoh, agak terbelakang
dan tidak ada harapan. Ketika masuk SD, dia benci membaca; maunya hanya main
game computer dan nonton TV. Karena tidak belajar, banyak nilai F yang membuat
dia semakin benci kepada gurunya; benci belajar, bahkan juga benci terhadap
sekolah.
Saat duduk di kelas 3 dia dikeluarkan dari sekolah, dan
pindah ke sekolah yang lain. Ketika mau masuk SMP, dia ditolak 6 sekolah, dan
akhirnya masuk sekolah yang terjelek. Di sekolah yang begitu banyak orang
bodohnya dan tidak diterima di sekolah yang baik itu, Adam Khoo termasuk yang
paling bodoh. Di antara 160 murid seangkatan, Adam Khoo menduduki peringkat 10
terbawah.
Orangtuanya panik dan menirim dia ke banyak les, tapi hal
itu tidak menolong sama sekali. Di sebuah sekolah dengan nilai 0-100, rata-rata
nilainya adalah 40. Bahkan guru matematikanya pernah mengundang ibunya dan
bertanya, “Kenapa di SMP kelas 1, Adam Khoo tidak bisa mengerjakan soal kelas 4
SD?”
Pada umur 13 tahun, Adam Khoo dikirim ke Super-Teen Program yang
diajari oleh Ernest Wong, yang menggunakan teknologi Accelerated Learning,
Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Whole Brain Learning. Sejak saat itu
keyakinan Adam Khoo berubah. Ia yakin bahwa dia bisa. Ditunjukkan oleh Ernest
Wong bahwa semua orang bisa menjadi genius dan menjadi pemimpin walaupun
awalnya goblok sekalipun. Dikatakan oleh Ernest Wong , “Satu-satunya hal yang
bisa menghalangi kita adalah keyakinan yang salah serta sikap yang negatif.”
Kata-kata ini mempengaruhi Adam Khoo. Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwa
kalau ada orang yang bisa mendapatkan nilai A, dia juga bisa. Selama ini Adam
Khoo bodoh, karena dia masih muda, naïf, dan menerima sepenuh hati kata-kata
orang lain yang negative.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Adam Khoo berani
menentukan target-nya, yaitu mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan goal
jangka pendeknya, yaitu masuk Vitoria Junior College (SMA terbaik di
Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National University of Singapore dan
menjadi murid terbaik disana.
Ketika kembali ke sekolah, Adam Khoo langsung take action
dengan menempel kata-kata motivasional yang dia gambar sendiri dan belajar
menggunakan cara belajar yang benar (yang selama ini tidak diajarkan di sekolah
manapun), menggunakan teknik membaca cepat, cara mencatat menggunakan kedua
belah otak, dan menggunakan teknik super memori, dan ketika Adam Khoo ditanyai
oleh gurunya, dia bisa menjawab dengan tepat.
Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia
raih, dijawab oleh Adam Khoo bahwa dia akan menjadi ranking No.1 di sekolahnya,
masuk Victoria Junior College dan National University of Singapore. Semua orang
menertawakannya, karena tidak pernah terjadi dalam sejarah bahwa lulusan SMP
tersebut masuk Victoria Junior College dan National University of Singapore.
Bukannya jadi loyo karena di tertawakan, Adam Khoo malah semakin tertantang
untuk semakin bekerja dengan cerdas dan keras untuk mencapai impian dan
mengubah sejarah.
Dalam waktu 3 bulan rata-rata nilainya naik menjadi 70.
Dalam satu tahun, dari ranking terbawah dia menduduki ranking 18. dan ketika
lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan Nilai Ebtanas Murni A semua untuk 6
mata pelajaran yang diuji. Dia kemudian diterima di Victoria Junior College dan
mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata pelajaran favoritnya. Akhirnya dia
diterima di National University of Singapore (NUS) dan karena di universitas
itu dia setiap tahun menjadi juara, akhirnya Adam Khoo dimasukkan ke NUS Talent
Development Program. Program ini diberikan khusus kepada TOP 10 mahasiswa yang
dianggap jenius.
Bagaimana seorang yang tadinya dianggap bodoh, agak
tebelakang, dan tidak punya harapan, serta menduduki ranking terendah di
kelasnya bisa berubah, menjadi juara kelas dan dianggap genius? Nah, Anda sudah
tahu apa yang dikatakan oleh Ernest Wong, “Yang menghambat kita adalah
keyakinan yang salah dan sikap yang negative”. Kesuksesan Adam Khoo pertama datang dari perubahan
keyakinan yang salah menjadi keyakinan yang tepat (dari keyakinannya “Saya
bodoh, lulus saja susah” menjadi “Kalau orang lain bisa mendapatkan A, saya
juga bisa!”)
Kunci suksesnya yang kedua adakah bahwa dia mempunyai tujuan
yang mantap (“Nilai saya harus A semua, juara 1, masuk Victoria Junior College,
masuk NUS dan menjadi terbaik disana”)
Kunci suksesnya yang ketiga ialah bahwa dia mempunyai alasan
yang sangat kuat. Dia bahkan mengucapkan public commitment di depan
taman-teman, bicara di depan kelas dan ditertawakan. Akibatnya, kalau tidak
dapat nilai A, dia akan malu luar biasa; sedangkan bila mendapat nilai A, dia
akan bangga luar biasa.
Kunci suksenya yang keempat adalah bahwa dia mempunyai
starategi yang tepat untuk belajar. Dia menggunaka teknik membaca cepat, cara
mencatat menggunakan kedua belah otak, dan menggunakan kedua belah otak, dan
menggunakan teknik super memori.
Begitulah kisahnya temen-temen, jadi intinya adalah ada tiga
kunci sukses yang bisa menghantarkan siapapun meraih sukses. Nah,
sebutlah orang sukses yang anda kenal. Dan perhatikan, bagaimana kondisi
tiga hal berikut ini pada diri orang sukses itu:
1. Tujuan yang Jelas
1. Tujuan yang Jelas
2. Keyakinan yang Benar dan Kuat
3. Aksi yang tepat
3. Aksi yang tepat
Salam SUKSES LUAR BIASA..
Bang_Andre
Bang_Andre
Diposkan oleh Bang_Andre di 10:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar